Tayangan halaman minggu lalu

Jumat, 30 Maret 2012

02 tulisan metode dan organisasi

2  Sejarah Organisasi
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
      Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
      James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
      Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
      Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti,  pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
Ptisipasi
Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
Unsur-unsur partisipasi
Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi:
     Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
     Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.
     Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.
Jenis-jenis
Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut:
     Pikiran (psychological participation)
     Tenaga (physical partisipation)
     Pikiran dan tenaga
     Keahlian
     Barang
     Uang
Syarat-syarat
Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu:
      Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu, waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahami pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.
      Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negative.
      Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatu yang menjadi perhatiannnya.
      Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.
      Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.
      Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
      Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prinsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif.
Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.
Organisasi Formal meliputi :
Organisasi Olahraga
Organisasi Sekolah
Organisasi Negara

Organisasi Informal Meliputi :
Organisasi Politik
Organisasi Sosial
Organisasi Mahasiswa












 


http://www.uin-malang.ac.id/templates/rt_terrantribune_j15/images/blank.gifFAKTOR PENENTU PERKEMBANGAN ORGANISASI: Lingkungan Organisasi (2)
Cetak
E-mail

Sebagaimana telah ditulis pada bahasan sebelumnya, bahwa organisasi dipengaruhi oleh faktor internal yang disebut dengan budaya organisasi. Selain itu, terdapat pula faktor eksternal yang berdampak penting pada organisasi, yaitu lingkungan. Berdampak pada organisasi ini adalah dampak pada kemampuan manajer untuk mencapai hasil yang pasti sebagaimana yang direncanakan. Hasil tersebut itulah yang kemudian disebut dengan kinerja organisasi.
Terdapat banyak sekali contoh-contoh yang berkaitan dengan dampak lingkungan terhadap organisasi, misalnya krisis moneter pada tahun 1997 yang berdampak pada ekonomi Indonesia, dan kemudian terjadilah penarikan uang (rush) dalam jumlah besar di berbagai bank umum di Indonesia menyebabkan dunia perbankan terpukul telak, banyak bank tutup atau dimerger. Kondisi ini kemudian juga memukul jurusan-jurusan di perguruan tinggi yang berkaitan dengan profesi perbankan. Masih banyak contoh yang lain dalam berbagai jenis organisasi.
Lingkungan eksternal merujuk pada institusi diluar organisasi atau tekanan luar yang potensial berdampak pada kinerja organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari 2 komponen yaitu lingkungan khusus dan lingkungan umum. Kedua lingkungan tersebut dapat digambarkan sebagaimana gambar berikut.

http://www.uin-malang.ac.id/images/uin/lingkungan%20org.png
Gambar 1: Lingkungan eksternal organisasi
Lingkungan khusus organisasi terdiri dari; pelanggan, pemasok, pesaing, dan kelompok masyarakat yang langsung berpengaruh terhadap organisasi. Pelanggan merupakan faktor penting pertama yang berkaitan dengan “pihak luar” yang berpengaruh terhadap organisasi. Organisasi akan eksis, jika organisasi mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pelanggan atau dalam nama lain untuk organisasi yang berbeda dapat berarti klien, nasabah, pasien, mahasiswa, jamaah, dan lain-lain adalah orang yang memanfaatkan produk/ layanan dari organisasi. Perbankan akan sangat terpukul jika produk-produk yang ditawarkannya tidak diminati oleh nasabah, Perguruan Tinggi, juga akan sulit berkembang dan bahkan bisa jadi akan tutup jika jurusan-jurusan yang ditawarkannya tidak diminati oleh calon mahasiswa. Pemerintah akan sering kali mendapat komlain atau pengaduan atau bahkan tidak akan dipilih lagi oleh rakyat, jika tidak mampu melakukan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Demikian pentingnya pelanggan sangat berdampak langsung pada hidup matinya organisasi.
Pelanggan juga merupakan faktor penting dalam kaitan dengan timbulnya ketidakpastian organisasi. Kebutuhan dan harapan pelanggan dapat berubah, yang pada sebelumnya kebutuhan dan harapannya dapat dipenuhi, dengan cepat dapat menjadi tidak terpenuhi oleh produk dan layanan yang sama oleh organisasi yang sama. Berbagai jenis organisasi berbeda dalam ketidak pastian ini. Organisasi-organisasi yang menghasilkan produk elektronik merupakan organisasi dengan ketidak pastian pelanggan yang paling tinggi, karena perubahan cita rasa pelanggan terhadap produk-produk elektronik yang sangat cepat. Dalam bidang pendidikan pergerakan kebutuhan dan harapan pelanggan tersebut juga seringkali berlangsung dalam waktu yang cepat. Ilmu pariwisata pernah mengalami masa kelesuhan yang sangat setelah terorisme melakukan berbagai aksi teror di berbagai tempat wisata dan hotel di Indonesia. Kondisi ini kemudian menyebabkan calon mahasiswa enggan memilih jurusan pariwisata. Kebijakan pemerintah tentang sertifikasi guru, merubah kebutuhan dan harapan calon mahasiswa untuk menjadi guru, sehingga jurusan-jurusan keguruan langsung kebanjiran calon mahasiswa.
Faktor khusus kedua adalah pemasok. Pemasok merupakan organisasi lain yang menyediakan berbagai peralatan dan bahan untuk organisasi kita. Dalam pendidikan pemasok lebih beragam lagi. Dapat berkaitan dengan pemasok calon mahasiswa, dosen, karyawan, dan juga keuangan. Mahasiswa dipasok oleh madrasah-madrasah Aliyah, sekolah-sekolah Menengah Atas, atau pondok-pondok pesantren. Untuk memastikan bahwa Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas dan Pondok Pesantren tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi, maka Perguruan Tinggi akan melakukan tes ujian masuk, namun jika tidak diperlukan maka dapat tidak menggunakan tes ujian masuk. Dosen dipasok dari lulusan PT itu sendiri atau dari PT lain, untuk memenuhi kualifikasi dosen yang dipersyaratkan oleh PT maka diberikan persyaratan-persyaratan dan tes masuk. Demikian pula pemasok pada organisasi yang lain. Yang juga penting adalah, manajer harus mampu memastikan bahwa pasokan untuk proses yang akan dilakukan oleh organisasi tersebut berjalan lancar, kualitas yang baik dan harga yang kompetitif. Karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap efektifitas organisasi.
Faktor khusus ketiga adalah kompetitor. Semua organisasi, termasuk yang monopoli memiliki satu atau lebih kompetitor. Telkom yang merupakan perusahaan monopoli, saat ini mendapatkan pesaing dari Indosat, Pertamina mendapatkan pesaing dari Shell, Perbankan sangat banyak pesaingnya, Perguruan Tinggi, lebih banyak lagi pesaingnya. Manajer tidak boleh mengabaikan persaingan. Jika hal tersebut dilakukan maka akan sangat besar resikonya. Kantor Pos yang dulunya perusahaan monopoli, dengan berbagai produk layanan pengantaran surat dan telegraph, terpukul telak setelah munculnya dan berkembang biaknya Hand Phone dengan mode sms nya yang dapat menyapaikan pesan, dan munculnya email via internet yang dapat mengirimkan pesan dan surat bahkan dokumen lainnya dalam waktu yang sangat singkat dan biaya yang murah.
Contoh di atas mengindikasikan bahwa kompetitor, dalam kaitan dengan harga, layanan, pengembangan produk dan seterusnya merupakan contoh tentang bagaimana kompetitor memberikan dampak langsung terhadap organisasi. Disinilah pentingnya manajer harus selalu memonitor dan selalu harus memiliki kesiapan untuk memberikan respon dari berbagai kejadian pada lingkungan eksternal.
Faktor khusus keempat yang mempengaruhi organisasi adalah tekanan dari kelompok masyarakat tertentu. Pada organisasi-organisasi tertentu akan selalu dipengaruhi oleh kelompok masyarakat tertentu. Organisasi-organisasi yang membuka usaha dalam bidang pertambangan seringkali akan mendapatkan tekanan dari kelompok pecinta lingkungan hidup. Di negara kita sekarang ini berkembang berbagai lembaga swadaya masyarakat yang bertujuan untuk memberikan tekanan dan kontrol kepada organisasi-organisasi tertentu yang selama ini dianggap memiliki pengawasan yang tidak akuntabel.Indonesian Corruption Watch (ICW) merupakan kelompok masyarakat yang seringkali memberikan tekanan kepada organisasi-organisasi pemerintah dan swasta yang menggunakan/ melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dibiayaan oleh negara. Police Watch kelompok masyarakat yang seringkali memberikan tekanan kepada kepolisian. Lembaga Perlindungan Konsumen, kelompok masyarakat yang memberikan tekanan kepada para produsen terhadap mutu produknya. Dan masih banyak yang lainnya. Lembaga-lembaga tersebut dengan kemampuannya memeroleh data berusaha untuk memberikan pengawasan yang independen dan akuntabel terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi. Para manajer harus peduli terhadap tekanan dari kelompok-kelompok tersebut, karena tekanan-tekanan yang dilakukannya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
Sedangkan Lingkungan umum organisasi meliputi kondisi ekonomi, politik/ perundangan, sosiokultural, demografi, teknologi, dan kondisi global. Kondisi ekonomi seringkali berkaitan dengan krisis ekonomi global, inflasi, fluktuasi pasar, dan berbagai faktor ekonomi global lainnya dapat berpengaruh terhadap organisasi. Krisis ekonomi pernah menghancurkan berbagai industri perbankan di Indonesia, namun disisi lain, krisis ekonomi juga akan meningkatkan pendapatan pada industri-industri berbasis ekspor. Fluktuasi pasar minyak dunia berpengaruh terhadap berbagai industri yang menggunakan minyak sebagai proses utamanya.
Pemerintah mempengaruhi organisasi terhadap aturan dan regulasi yang membatasi organisasi tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Aturan-aturan dan regulasi tersebut meliputi berbagai hal, misalnya regulasi tentang ketentuan upah minimum pada suatu daerah, perlindungan terhadap lingkungan hidup, hubungan burah dan majikan, dan berbagai regulasi lainnya.
Dalam kaitan dengan sosiokultural, organisasi harus menyesuaikan dan merubah praktek-praktek kerja pada organisasi mereka untuk menyesuaikan perubahan harapan yang ada di masyarakat tempat organisasi-organisasi tersebut beroperasi. Nilai-nilai sosial, adat istiadat, selera masyarakat harus menjadi perhatian utama manajer dalam kaitan dengan proses yang akan dilakukannya di dalam organisasi. Perubahan-perubahan pada hal-hal tersebut, juga menjadi titik penting yang perlu diperhatikan oleh manajer dalam pengelolaan organisasinya. Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh manajer berkaitan dengan faktor sosiokultural ini dapat meliputi, perubahan dalam jam kerja, kebijakan organisasi dengan mengadakan family gathering, penyelenggaraan kegiatan-kegiatan spiritual di organisasi, kegiatan-kegiatan olah raga bersama, dan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menyesuaikan diri antara organisasi dengan perubahan-perubahan nilai yang terjadi di masyarakat.
Dalam kaitan dengan kondisi demografi, organisasi harus memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan usia, tingkat pendidikan, jender, lokasi geografi, pendapatan masyarakat, komposisi keluarga, dan lain-lain. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap banyak hal. Populasi penduduk baru biasanya akan lebih terdidik, lebih banyak belajar, lebih terpengaruh berbagai hal dari luar melalui berbagai media. Kondisi ini akan mempengaruhi mereka dalam cara berfikir, belajar, belanja, dan berhubungan. Perubahan tersebut tentu akan memiliki dampak terhadap organisasi.
Perkembangan teknologi merupakan dampak yang paling dapat dirasakan dan berpengaruh terhadap organisasi pada akhir-akhir ini. Perubahan yang sangat cepat dalam lingkungan eksternal pada akhir-akhir ini adalah sebagian besar dirasakan karena perubahan teknologi. Saat ini teknologi masih terus akan berkembang, sehingga berbagai dampak terhadap organisasi akan masih terus dirasakan dan organisasi juga harus terus mengalami proses perubahan. Contoh-contoh dampak perubahan teknologi tersebut dapat berupa; otomatisasi kantor, tele conference, pemanfaatan robot untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan organisasi, laser, pemindaian presensi, integrted circuits, microprocessor yang makin bertenaga, minyak sintetik, model-model baru dalam proses bisnis. Perkembangan teknologi yang seperti ini kemudian mendorong berbagai organisasi dalam dalam berbagai bidang untuk memanfaatkan teknologi dalam upaya meningkatkan daya saing dan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan organisasinya. Perubahan ini dalam area yang luas juga berdampak pada perubahan struktur organisasi dan cara manajer melakukan pekerjaan manajemen.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PERUBAHAN DAN CIRI PERKEMBANGAN ORGANISASI

1. Perubahan Organisasi 

Perubahan Organisasi merupakan modifikasi substantif pada beberapa bagian organisasi. Perubahan itu dapat melibatkan hampir semua aspek dari organisasi, seperti jadwal pekerjaan, dasar untuk departementalisasi, rentang manajemen, mesin-mesin, rancangan organisasi, dan sebagainya.

Alasan mendasar organisasi memerlukan perubahan adalah karena sesuatu yang relevan bagi organisasi telah berubah, atau akan berubah. Oleh sebab itu, organisasi tidak punya pilihan lain kecuali berubah juga. Perubahan ini terjadi karena adanya dorongan untuk berubah, yang berasal dari:
1. Dorongan Eksternal
Dorongan eksternal yang mendorong organisasi untuk mengadakan perubahan berasal dari lingkungan umum organisasi. Adanya aturan baru dalam produksi dan persaingan, politik, hukum baru, keputusan pengadilan, dan sebagainya akan mempengaruhi organisasi. Disamping itu, berbagai dimensi seperti teknologi, ekonomi dan sosiokultural juga mempengaruhi organisasi untuk melakukan perubahan.
2. Dorongan Internal
Pada dasarnya dorongan internal berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Adanya revisi strategi organisasi oleh manajemen puncak, akan menghasilkan perubahan organisasi. Dorongan internal lainnya mungkin direfleksikan oleh dorongan eksternal. Misalnya, sikap pekerja terhadap pekerjaannya akan bergeser, seiring bergesernya nilai sosiokultural. Akibatnya mereka menuntut suatu perubahan dalam jam kerja, atau perubahan kondisi kerja.


 Faktor penyebab terjadinya perubahan dibedakan jadi dua, yaitu:

Lingkungan intern, antara lain:

a.Perubahan kebijakan pimpinan
b.Perubahan tujuan
c.Perluasan wilayah operasi tujuan
d.Volume kegiatan bertambah banyak
e.Sikap & perilaku dari para anggota organinsasi

Lingkungan Ekstern
a.Politik
b.Hukum
c.Kebudayaan
d.Teknologi
e.Sumber Daya Alam
f.Demografi
g.Sosiologi

 Sikap organisasi dalam menghadapi terjadinya perubahan lingkungan intern/ ekstern, yaitu :

a.Mengadakan perubahan struktur organisasi.
b.Mengubah sikap & perilaku pegawai.
c.Mengubah tata aliran kerja.
d.Mengubah peralatan kerja.
e.Mengubah prosedure kerja
f.Mengadakan perubahan dalam hubungan kerja antar personel. 

Proses perubahan, yaitu:
1.Mengadakan pengkajian.
2.Mengadakan identifikasi.
3.Menetapkan perubahan.
4.Menentukan strategi.
5.Melakukan evaluasi.

2.Perkembanagan Organisasi

Faktor-faktor yang menyebabkan pengembangan komunikasi:

  1. Kekuatan eksternal 
        a. Kompetisi yang semakin tajam dalam organisasi
        b. Perkembangan IPTEK.
        c. Perubahan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat organisasi berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi untuk masa depan organisasi.
    2. Kekuatan internal
        a. Struktur
        b. Sistem dan prosedur
        c. Perlengkapan dan fasilitas
        d. Proses dan saran apabila tidak cocok akan membuat organisasi melalui perbaikan.
        e. Perubahan organisasi di lakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.

Karakteristik Pengembangan Organisasi :

 a. Keputusan penuh dengan pertimbangan 
     b. Diterapkan semua sub sistem manusia,baik individu kelompok dan organisasi.
     c. Menerima intervensi baik dari dalam maupun dari luar organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi.
     d. Kolaborasi
     e. Teori sebagai analisis

Langkah-langkah pengembangan organisasi:

 a. Penilaian keadaan 
     b. Pemecahan masalah
     c. Implementasi
     d. Evaluasi

h ttp://abdulghanni.blogspot.com/2012/01/perubahan-dan-ciri-perkembangan.html
www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1720:2010-10-26-22-26-53&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210
SUMBER DARI

  
  
  







Tidak ada komentar:

Posting Komentar