2 Embun Dikala Senja
Terik pelita sejati menyinari persada sore ini
setangkai mawar yang merekah indah tadi pagi,
kini layu setelah kumbang arjuna pergi
tak ada kata yang mencaci, hanya gerimis yang perlahan menjadi deras di nurani
setangkai mawar yang merekah indah tadi pagi,
kini layu setelah kumbang arjuna pergi
tak ada kata yang mencaci, hanya gerimis yang perlahan menjadi deras di nurani
ingatan masa lalu mawar kembali menjadi bioskop dimata hatinya
angan tentang indah cinta,
dan harap tentang megahnya mahligai asmara
seakan menjadi cerita cinta yang tiada akhirnya
angan tentang indah cinta,
dan harap tentang megahnya mahligai asmara
seakan menjadi cerita cinta yang tiada akhirnya
semua begitu sempurna awalnya
mahligai asmara terwujud indah sebagaimana hakikatnya
jalinan cinta dua makhluk-Nya, menjadi padang zamrud indah didunia
cerita cinta yang penuh hari-hari bahagia
menguntai seribu makna,
dan menjadi pupuk subur bagi keindahan asa
mahligai asmara terwujud indah sebagaimana hakikatnya
jalinan cinta dua makhluk-Nya, menjadi padang zamrud indah didunia
cerita cinta yang penuh hari-hari bahagia
menguntai seribu makna,
dan menjadi pupuk subur bagi keindahan asa
semua begitu indah tiada cela
sampai suatu ketika,
kumbang arjuna terpikat akan keharuman mawar yang baru merekah
dan tanpa rasa bersalah,
kumbang arjuna pergi meninggalkan mawar dengan seribu luka
sampai suatu ketika,
kumbang arjuna terpikat akan keharuman mawar yang baru merekah
dan tanpa rasa bersalah,
kumbang arjuna pergi meninggalkan mawar dengan seribu luka
tak ada air mata,
hanya jiwa yang tersiksa dan gerimis nurani meratapi derita asmara
mawar semakin layu, dirajam sinar pelita dunia
hanya jiwa yang tersiksa dan gerimis nurani meratapi derita asmara
mawar semakin layu, dirajam sinar pelita dunia
tak ada air mata,
hanya ucapan lirih yang akhirnya mawar ucapkan
satu kalimat dari kelopak yang bersahaja
satu kalimat yang melukiskan semua derita jiwanya
dan ketika pelita dunia semakin membara
satu kalimat itu teruntai begitu saja
hanya ucapan lirih yang akhirnya mawar ucapkan
satu kalimat dari kelopak yang bersahaja
satu kalimat yang melukiskan semua derita jiwanya
dan ketika pelita dunia semakin membara
satu kalimat itu teruntai begitu saja
“sungguh suatu hal mustahil, jika kuharapkan ada setetes embun dikala senja”
yah..
Dan memang takkan pernah ada
Embun Dikala Senja
yah..
Dan memang takkan pernah ada
Embun Dikala Senja
perlahan mawar merasa
dirinya semakin dekat dengan keindahan surga
dan selembut angin sore menyapa dunia,
perlahan kelopak terakhir mawar gugur mengharumkan persada..
dirinya semakin dekat dengan keindahan surga
dan selembut angin sore menyapa dunia,
perlahan kelopak terakhir mawar gugur mengharumkan persada..
Karya : Kasih Rustiani
Puisi ini bersumber dari : http://www.gudangpuisi.com/2012/03/embun-dikala-senja.html#ixzz1ohSaKnPB
Blogger yang beretika selalu menampilkan sumbernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar